Pendidikan edukasi seksual berarti berbicara tentang semua faktor yang terdapat sangkut pautnya dengan pertumbuhan dan perkembangan seksual anak-anak dan remaja. Topik yang dibahas mengenai edukasi seksual ini meliputi tubuh, perilaku, privasi, keputusan seksualitas, dan sebagainya. Banyak orang tua merasa sulit untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang masalah seksual. Hal tersebut memang dikarenakan topik edukasi seksual ini yang memang kurang pas atau sesuai dengan anak remaja.
Rumitnya Memberi Edukasi Seksual
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua pada umumnya memang tidak terlalu percaya diri pada saat membahas masalah edukasi seksual dengan anak-anak mereka. Sepanjang jalan, banyak anak muda kehilangan informasi berharga tentunya jika tidak segera diberikan edukasi seksual. Ada beberapa hal umum mengenai pemberian edukasi seksual ini terhadap anak. Salah satunya yaitu para ayah akan cenderung menghindari mengambil bagian dalam diskusi pendidikan seks atau edukasi seks.
Ada lagi hal umum lainnya yaitu pada saat ayah berbicara kepada anak-anak mereka tentang pendidikan edukasi seks, mereka membatasi pembicaraan hanya pada masalah yang kurang intim. Sedangkan si ibu lebih cenderung berbicara tentang aspek intim, aspek emosional dan juga psikologis dari seks daripada pendidikan edukasi seks yang diberikan ayah. Selain itu, ibu juga berbicara lebih banyak tentang pendidikan edukasi seks dengan anak perempuan mereka daripada anak laki-laki mereka.
Itulah beberapa perbedaan bagaimana ibu dan ayah memberi ulasan pendidikan edukasi seks kepada anak-anak mereka. Selain terdapat perbedaan, tentunya terdapat persamaan bagaimana ayah dan juga ibu memberi pendidikan edukasi seks terhadap anak mereka. Para orang tua cenderung meninggalkan anak laki-laki dalam ‘kegelapan’ atau benar-benar tidak tahu tentang masalah seksual wanita seperti menstruasi.
Selain itu, para orang tua juga dapat berasumsi bahwa sistem sekolah akan menangani pendidikan seks anak mereka. Oleh karena itu, para orang tua memilih untuk tidak mengatakan apa-apa mengenai pendidikan edukasi seks tersebut. Tak hanya itu saja, para orang tua dapat menunda pembicaraan tentang pendidikan edukasi seks sampai mereka melihat bukti bahwa anak tersebut memiliki hubungan.
Sebagai contoh misalnya, jika anak mereka mulai berkencan atau pulang telat dengan berbagai ciri kalau anak sudah mulai berhubungan. Tentunya hal tersebut pada umumnya akan terjadi pada saat SMA tetapi untuk anak sekarang ini sudah ada yang berhubungan dari sejak SMP.
Maka dari itu, para orang tua harus benar-benar memperhatikan hal satu in supaya pemberian pendidikan edukasi seks tidak telat. Itu saja beberapa info mengenai hal yang umum terjadi pada saat orang tua memberi info mengenai pendidikan edukasi seks kepada anak mereka. Semoga info kali ini bisa bermanfaat untuk Anda semua para orang tua yang ingin memberikan pendidikan edukasi seks terhadap anak.